Friday 14 November 2025 - 00:35
Kajian Mahdawiyah (12) | Matahari di Balik Awan

Hawzah/ Masalah kegaiban (ghaibah) tidak bertentangan dengan filosofi keniscayaan keberadaan Imam Maksum 'alaihissalam; karena Imam Maksum tetap ada selama masa keghaiban-Nya, dan manfaat-manfaat (spiritual) darinya tetap sampai kepada umat manusia. Hanya sebagian dari manfaatnya saja—yang dikarenakan kelalaian umat itu sendiri—yang tidak mereka terima selama masa keghaiban. Justru umat manusia sendirilah yang seharusnya mempersiapkan diri dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk kemunculan (zhuhur) beliau (Imam Mahdi 'alaihissalam).

Dilansir dari Kantor Berita Hawzah,serial kajian Mahdawiyah yang berjudul "Menuju Peradaban yanh Ideal", yang kami sajikan ulasan ini untuk para cendekiawan terhormat, dengan tujuan menyebarkan ajaran dan pengetahuan seputar Imam Zaman Afs.

Dalam penjelasan para pemimpin suci (Imam Maksum 'alaihimussalam) tentang manfaat keghaiban Imam Zaman (afs), terdapat perumpamaan indah bahwa Imam Mahdi 'alaihissalam selama masa keghaiban-Nya, diibaratkan seperti matahari di balik awan. Tanpa diragukan lagi, perumpamaan ini penuh dengan hikmah dan pelajaran; Para ulama dan cendikiawan Syiah telah menyampaikan poin-poin penting dan bermakna terkait perumpamaan ini, yang sebagian akan kami jelaskan:

1. Matahari sebagai Poros Tata Surya
Matahari adalah pusat dan poros dalam tata surya. Demikian pula, Imam Zaman 'alaihissalam adalah poros dan fondasi dalam tatanan kehidupan manusia.

2. Manfaat Matahari yang Tak Terhingga
Matahari memiliki manfaat yang tak terhitung jumlahnya bagi alam semesta serta penghuninya, yang mana pancaran cahayanya hanyalah salah satu di antaranya. Imam Zaman 'alaihissalam juga memiliki banyak manfaat dalam sistem penciptaan, dan hanya sebagian kecil darinya yang bergantung pada kehadiran (kemunculan) fisik beliau.

3. Awan Menutupi Wajah Matahari, Bukan Cahayanya
Awan menutupi wajah matahari dari pandangan penghuni bumi, tetapi tidak pernah membuat bumi menjadi gelap. Tabir kegaiban juga hanya menghalangi manusia dari pertemuan langsung dengan Imam (Mahdi) 'alaihissalam, namun tidak pernah menghentikan cahaya bimbingan dan petunjuk beliau untuk umat manusia.

4. Penyebab Mendung disebabkan oleh kondisi dan fenomena alam, Bukan Matahari
Mendung adalah akibat dari kondisi dan keadaan alam dan penghuninya, bukan matahari. Begitu juga, keghaiban Imam adalan akibat dari perilaku manusia, bukan kesalahan Imam.

5. Awan Hanya Menghalangi Mereka yang Berada di Bawahnya
Jika seseorang dapat mengatasi gravitasi bumi dan naik di atas awan, awan tidak lagi menjadi penghalang baginya. Demikian pula, dalam masa kegaiban, jika seseorang dapat mengatasi tarikan (tipu daya dan godaan) duniawi dan mencapai derajat spiritual yang tinggi, mungkin saja ia dapat menembus tabir keghaiban dan berhasil menemui "matahari" yang tersembunyi itu.

6. Manfaat Matahari Tidak Membedakan Keyakinan (Universal)
Dalam menikmati cahaya matahari, tidak ada perbedaan antara orang yang percaya pada matahari dan orang yang mengingkarinya. Demikian pula, dalam hal memperoleh manfaat takwini (kosmis) dari para Imam maksum 'alaihissalam dapat dirasakan oleh semua makhluk ,baik orang yang mengingkari dan yang mengakui keberadaan-Nya.

7. Hanya orang-orang yang memiliki pengetahuan penuh (makrifat) tentang manfaat Matahari yang akan menanti dengan tulus hilangnya awan. Dalam periode Ghaibah pun, makrifat (pengenalan mendalam) terhadap Imam adalah yang membuat penantian (intizar) menjadi lebih hakiki dan bermakna.

Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa tingkat manfaat yang diperoleh makhluk dari matahari yang menerangi alam semesta akan lebih besar dan lebih sempurna ketika tidak ada penghalang. Namun, ini tidak berarti bahwa keberadaan tabir yang menutupi matahari akan menghilangkan seluruh atau sebagian besar manfaatnya; melainkan, penghalang ini hanya menghilangkan atau mengurangi beberapa manfaatnya.

Kehadiran fisik Imam di era kehadiran dan kemunculan (zuhur) juga berarti bahwa semua manfaat dari Imam dapat sampai kepada umat. Namun, jika ada sesuatu yang menghalangi sampainya rahmat lengkap Imam kepada orang lain, itu tidak berarti bahwa keberadaan-Nya tidak berguna. Keberadaan Imam di balik tirai kegaiban sama bermanfaatnya dengan keberadaan-Nya di penjara penguasa lalim. Tentu saja, ada banyak perbedaan antara "penjara" kegaiban dan penjara penguasa tiran, tetapi masing-masing dengan caranya sendiri menghalangi sampainya rahmat lengkap Imam kepada alam semesta dan umat manusia.

Kesimpulannya, isu kegaiban tidak sama sekali memnafikan filosofi wujud dan keberadaan Imam Maksum 'alaihissalam, karena Imam Maksum tetap ada, walaupun dalam masa keghaiban, bahkan manfaat-manfaatnya tetap sampai kepada umat manusia. Hanya saja sebagian dari manfaatnya yang tidak sampai kepada mereka selama masa ghaib-Nya karena kesalahan umat manusia sendiri, dan umat manusia sendirilah yang harus mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk kemunculan Imam Mahdi 'alaihissalam.

Pembahasan ini masih berlanjut...

Sumber: Diambil dari buku "Negīn-e Āfarīnish" (Permata Ciptaan), dengan sedikit perubahan.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha